Jemari
malam membelai,
Bersambut
lambai kalbu yang masih sendu.
Waktu
kian menggelinding di lengkung risau,
Kala sendiri
masih meliputi.
Aku
mengerti,
Mimpi
yang kau sadur bercerita cinta tanpa dengkur.
Namun
aku masih ingin terjaga,
Melahap
santap garam hidup.
Andai
mimpi dan hidup bisa disatukan,
Kata cinta
tak perlu terucap.
Hanya
saja, aku bukan malaikat,
Yang pandai
memikat dewi malam.
Ceritakan
saja semua mimpimu.
Luapkan
saja asa rasamu,
hanya
sebatas malam ini,
di saat
bintang hati masih bersinar.
Bukankah
begini, cara bintang kembar mencipta surya?
Bukankah
sahabat adalah sinar malam yang paling
terang,
Saat semua
bintang hati temaram?
Kabarkan
pada sang malam,
No comments :
Post a Comment