Aku bertanya pada
lilin,
Mengapa apimu padam
diterpa angin,
Jawabnya, aku rapuh,
leleh, saat dirimu jauh.
Sekarang kau tak
seterang dulu,
Setengah hati
berseri, setengah rasa berduka,
Mungkin detak jam
memberimu isyarat,
Bahwa hidup, tak
selamanya dekat.
Genggamlah lilin ini
kawan,
biar kita tetap
hangat dan bersahabat,
walau raga dan
keadaan tak lagi terikat,
Namun sayup rindu ini
takkan membuat jemu,
Lagu penuh tawa,
gurau,
masih bersenandung
mengiringi langkah pisah ini.
Aku, kamu, kita,
masih seirama, senada,
seia sekata..
(Note FB, 31 August 2013)
No comments :
Post a Comment