Fenomena
jejaring sosial sudah boomingdi semua lapisan masyarakat dan di seluruh
segmen kehidupan. Social networking ibarat untaian benang-benang maya
yang menghubungkan antar lubang dan mengaitkannya menjadi satu, membentuk suatu
ikatan komunitas. Benang ini menciptakan suatu transaksi, kesatuan aksi, bahkan
bisa sampai menelurkan demonstrasi. Hakikat jejaring sosial menjadi sangat
penting mana kala eksistensi seseorang di dunia nyata tidak mendapat atensi
yang berarti.
Jejaring
sosial pun bisa menjadi medan pengendali kebijakan pemerintah. Terlebih dengan
kenyataan adanya konspirasi kebijakan dan hukum, ditambah dengan semakin
menipisnya rasa unbelievable terhadap sosok pemimpin Negara. Peran
jejaring sosial semakin menonjol dan menjadi wahana alternatif dalam
mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal ini bisa kita lihat pada Group
di Facebook, Twitter, maupun Friendster yang sering
bermunculan seiring dengan kasus-kasus yang marak muncul ke permukaan public.
Wacana-wacana politik, hukum, dan sosial menjadi obrolan yang kunjung usang
bagi para netter.
Bahkan bisa
diperkirakan bahwa social networking akan menjadi The Power of
Control bagi kebijakan pemerintah. Atau tepatnya menjadi elemen kelima
sendi demokrasi, setelah eksekutif, legislative, yudikatif, dan pers di negara
yang menjunjung tinggi kebebasan berkumpul dan berpendapat.
No comments :
Post a Comment