Sunday, November 20, 2011

Antara OSPeK, Tradisi, dan Ideologi


Kegiatan OSPeK sudah menjadi agenda rutin kemahasiswaan pada awal penerimaan mahasiswa baru. Dari segi etimologi, OSPeK (Orientasi dan Pengenalan Kampus) setidaknya mengandung tiga unsur, yaitu penguatan orientasi peserta terhadap kampus, pengenalan kampus terhadap peserta, serta pembekalan kemahasiswaan. Sekurang-kurangnya kegiatan OSPek terarah pada tiga acuan tersebut. Calon mahasiswa diarahkan secara persuasif kalau kampus yang ia pilih adalah kampus yang tepat dengan iming-iming prospek masa depan yang cerah. Selain itu, peserta juga dikenalkan dengan system perkuliahan dan birokrasi kampus, baik kepengurusan eksekutif rektorat, maupun kepengurusan mahasiswa. Yang tidak kalah pentingnya, OSPeK hendaknya dijadikan sarana untuk membangkitkan semangat kemahasiswaan sebagai agen of change bagi masyarakat dan bangsa.
Tradisi OSPeK yang berkembang di kampus masing-masing memiliki kriteria yang berbeda. Namun sayangnya, praktik perploncoan acap kali masih terlihat di sebagian kampus. Peserta OSPeK diwajibkan memakai atribut-atribut tertentu, disuruh membawa bekal yang aneh-aneh, yang secara finansial justru membebani calon mahasiswa. Apalagi dengan adanya punishment bagi mereka yang tidak melengkapi prasyarat OSPeK tersebut, secara psikis membuat calon mahasiswa semakin sengsara. Ketika panitia OSPeK ditanya tentang fungsi dan manfaat hal-hal tersebut, mereka menjawab bahwa perploncoan menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan dan ketaatan pada aturan.
Padahal kegiatan perploncoan tersebut tidak lebih dari sebuah tradisi turun temurun yang tidak etis dipraktikkan pada peserta yang levelnya mahasiswa. Mereka sudah dewasa dan tidak lagi butuh kegiatan penggemblengan mental semacam itu. Ideologi kekuasaan yang menjangkit para panitia membuat OSPeK menjadi kaku, monoton, bahkan terkesan menakutkan. Akan lebih efektif jika kegiatan OSPeK dijadikan pemantik semangat intelektual mahasiswa, seperti dengan acara diskusi, seminar, creative game, dsb. Tanpa harus memakai atribut-atribut tidak penting yang justru menyusahkan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan. 

No comments :

Post a Comment