Wednesday, December 4, 2013

Membuat Anak Lebih Berkarakter

Judul           : Membangun Karakter Sejak Dini
Penulis        : Al Tridhonanto dan Beranda Agency
Penerbit       : Elex Media Komputindo
Tahun          : 2012
Tebal           : 77 hlm
 
Pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Istilah pendidikan karakter dipopulerkan oleh Doni Koesoema melalui bukunya Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (salah satu referensi buku ini) pada esensinya sudah termaktub dalam sejarah pendidikan di negeri ini. Tokoh seperti RA. Kartini, Soekarno, Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang menjadi cerminan bangsa, telah membahas karakter bangsa melalui karya-karyanya. Karakter berasal dari bahasa Yunano yang berarti “to mark” yang berarti menandai atau memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai dalam tingkah laku. Tadkirotun Musfiroh, seorang psikolog menambahkan bahwa karakter merupakan serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan ketrampilan (skill) (hlm. 3-4)
Perkembangan karakter manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan atau bakat dan lingkungan atau pendidikan. Pribadi orang tua akan menurun ke anaknya. Pengalaman masa kanak-kanak dan suri tauladan dari orang “dewasa” turut mempengaruhi karakter dan perkembangan moral. Dalam perkembangan berikutnya karakter memiliki empat aspek yang membentuknya, yaitu olah pikir, olah jiwa, olah karsa, dan olah rasa bersih dan sehat. (hlm. 11)
Pribadi Unik dan Berbeda
Karakter anak dapat dibentuk setelah mengetahi kepribadiannya. Setiap anak terlahir dengan pribadi yang berbeda dan unik, akan tidak efektif jika kita perlakukan mereka dengan sama dalam hal menanamkan karakter. Secara garis besar kepribadian manusia dibedakan menjadi empat, yaitu: Koleris, Sanguinis, Melankolis, dan Phlegmatis. Orang dengan pribadi koleris cenderung untuk memimpin, memilih hal yang praktis, sederhana, dan lebih mementingkan fungsi pakaian daripada model dan tren. Sementara sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, humoris, memiliki penampilan serba modis karena senang menjadi pusat perhatian. Baik koleris maupun sanguinis adalah pribadi ekstrovert, tipe terbuka terhadap orang lain. Orang sanguinis mudah melupakan janji tapi mudah juga meminta maaf, berbeda dengan koleris akan gengsi untuk meminta maaf.
Pribadi melankolis adalah orang yang rapi, tulisannya rapi lengkap dan detil sehingga catatannya sering dipinjam teman-temannya. Pribadi ini pandai memendam perasaan, kalau ngambek bisa lama, tidak mudah percaya selain fakta yang didukung data-data. Adapun phlegmatic adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang diberikan, bersifat kaku, tidak memikirkan alternative lain. Tipe ini adalah pengikut setia, yang betah duduk berjam-jam melakukan sesuatu yang berulang setiap hari. Pribadi phlegmatis bisa dipercaya untuk memegang rahasia, sangat mudah diatur, dan bersifat toleran. (hlm. 16-19)
Buku edisi pendidikan karakter ini tersaji dengan ringkas. Walau terkesan teoretis untuk diaplikasikan, namun terdapat langkah-langkah praktis untuk membentuk pribadi yang lebih berkarakter, seperti dalam mengatasi anak bermasalah (Bab 6). Di akhir bab disajikan tips dan kuis menanamkan karakter bagi anak. Bagi kamu yang berprofesi sebagai guru, orang tua, ataupun mahasiswa fakultas pendidikan, perlu baca buku ini untuk menambah cakrawala dan pengalaman dalam mengatasi problematika moral generasi bangsa. Selamat Membaca!

No comments :

Post a Comment