Judul : Membangun Karakter Sejak Dini
Penulis : Al Tridhonanto dan Beranda Agency
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun : 2012
Tebal : 77 hlm
Pendidikan karakter bukanlah hal baru
dalam dunia pendidikan. Istilah pendidikan karakter dipopulerkan oleh Doni Koesoema
melalui bukunya Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global
(salah satu referensi buku ini) pada esensinya sudah termaktub dalam sejarah
pendidikan di negeri ini. Tokoh seperti RA. Kartini, Soekarno, Ki Hajar
Dewantara merupakan sosok yang menjadi cerminan bangsa, telah membahas karakter
bangsa melalui karya-karyanya. Karakter berasal dari bahasa Yunano yang berarti
“to mark” yang berarti menandai atau memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai dalam tingkah laku. Tadkirotun Musfiroh, seorang psikolog menambahkan
bahwa karakter merupakan serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior),
motivasi (motivation), dan ketrampilan (skill) (hlm. 3-4)
Perkembangan karakter manusia dipengaruhi
oleh faktor bawaan atau bakat dan lingkungan atau pendidikan. Pribadi orang tua
akan menurun ke anaknya. Pengalaman masa kanak-kanak dan suri tauladan dari
orang “dewasa” turut mempengaruhi karakter dan perkembangan moral. Dalam
perkembangan berikutnya karakter memiliki empat aspek yang membentuknya, yaitu
olah pikir, olah jiwa, olah karsa, dan olah rasa bersih dan sehat. (hlm. 11)
Pribadi Unik dan Berbeda
Karakter anak dapat dibentuk setelah
mengetahi kepribadiannya. Setiap anak terlahir dengan pribadi yang berbeda dan
unik, akan tidak efektif jika kita perlakukan mereka dengan sama dalam hal
menanamkan karakter. Secara garis besar kepribadian manusia dibedakan menjadi
empat, yaitu: Koleris, Sanguinis, Melankolis, dan Phlegmatis. Orang dengan
pribadi koleris cenderung untuk memimpin, memilih hal yang praktis, sederhana,
dan lebih mementingkan fungsi pakaian daripada model dan tren. Sementara
sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, humoris, memiliki penampilan serba
modis karena senang menjadi pusat perhatian. Baik koleris maupun sanguinis
adalah pribadi ekstrovert, tipe terbuka terhadap orang lain. Orang sanguinis
mudah melupakan janji tapi mudah juga meminta maaf, berbeda dengan koleris akan
gengsi untuk meminta maaf.
Pribadi melankolis adalah orang yang
rapi, tulisannya rapi lengkap dan detil sehingga catatannya sering dipinjam
teman-temannya. Pribadi ini pandai memendam perasaan, kalau ngambek bisa lama,
tidak mudah percaya selain fakta yang didukung data-data. Adapun phlegmatic
adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang
diberikan, bersifat kaku, tidak memikirkan alternative lain. Tipe ini adalah
pengikut setia, yang betah duduk berjam-jam melakukan sesuatu yang berulang
setiap hari. Pribadi phlegmatis bisa dipercaya untuk memegang rahasia, sangat
mudah diatur, dan bersifat toleran. (hlm. 16-19)
Buku edisi pendidikan karakter ini
tersaji dengan ringkas. Walau terkesan teoretis untuk diaplikasikan, namun
terdapat langkah-langkah praktis untuk membentuk pribadi yang lebih
berkarakter, seperti dalam mengatasi anak bermasalah (Bab 6). Di akhir bab
disajikan tips dan kuis menanamkan karakter bagi anak. Bagi kamu yang
berprofesi sebagai guru, orang tua, ataupun mahasiswa fakultas pendidikan,
perlu baca buku ini untuk menambah cakrawala dan pengalaman dalam mengatasi
problematika moral generasi bangsa. Selamat Membaca!
No comments :
Post a Comment