Oleh: Dwitasari
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Cepat atau lambat pepatah ini akan terjadi
pada siapapun, termasuk aku.Iya, tentu saja ada airmata, tentu saja ada semilir duka.
Tapi aku percaya semua ini akan terlewati dan
kembali baik-baik saja.
Aku juga manusia biasa, punya rasa rindu yang
menggebu.Aku rindu menjadi diriku sendiri, aku yang utuh.
Memang semua tak lagi sama, tapi percayalah,
ini yang terbaik.
Jangan ada benci apalagi caci, kita telah
dewasa.
Bukankah dewasa berarti siap melupakan juga
merelakan.
Kita masih bisa bertemu dalam nyata atau dalam
doa.
Kita masih bisa saling membahagiakan.
Dalam peluk, dalam tawa, manis.
Ini bukan kepergian, kita hanya sama-sama
ingin meraih tujuan.
Tolong, tolong jangan anggap ini perpisahan.
Hanya raga kita yang terpisah, tapi hati ini
masih saling bertautan.
Tubuhku memang tak lagi bersama kalian.
Tapi, izinkan aku menyelamatkan hati.
Agar perbedaan ini tak jadi bumeranguntuk
saling menyakiti.
Aku pergi karena aku ingin menjadi yang aku ingini.
Puisi ini berhasil menyindirku sekaligus menginspirasiku..bung.
ReplyDeleteseng gawe ugak aq. ki jane rep tak gwe backsong cerpen, tp blm jd.
ReplyDelete