Monday, November 25, 2013

Jangan Melulu Menyalahkan Sekolah dan Guru

 Ada fenomena yang menggelitik, kejadiannya berlangsung baru beberapa hari kemarin. Seorang kepala sekolah mendapati sepuluh muridnya menyimpan video porno. Beliau marah dan memberikan sanksi yang tegas kepada mereka. Setelah ditinjau oleh guru BK, ternyata anak tersebut memang tergolong siswa bermasalah. Buktinya kredit poin pelanggaran mereka sudah mencapai ambang kewajaran. Wal hasil kesepuluh anak tersebut dipulangkan kepada orang tua masing-masing. Orang tua mereka tidak terima dan menuntut kepala sekolah untuk mencabut keputusan tersebut
Kejadian ini tampaknya sebelas dua belas dengan kasus 35 siswa SMAN 46 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang dikeluarkan dari sekolahnya karena membajak Bus Metromini 610 pada 17 Oktober, di Jalan Masjid Darussalam, Blok A, Jakarta Selatan. Dari pihak wali murid mengadukan kasus ini ke KPAI karena tidak terima anaknya dikeluarkan dari sekolah. Sekilas memang terlihat ada pelanggaran hak pendidikan anak, namun mengingat kasus-kasus kenakalan remaja yang mengidap pada pelajar di Jakarta, menurut penulis konsekuensi yang diambil pihak sekolah cukup beralasan. Bahkan Wakil Gubernur Jakarta, Ahok menilai keputusan itu wajar.
Tampaknya beban masalah pendidikan anak masih menjerat pihak sekolah dan guru. Mengingat pendidikan anak bukan hanya melulu di lingkungan formal saja. Porsi pendidikan yang didapatkan anak juga didapat dari pendidikan keluarga dan nonformal (masyarakat). Bahkan ada fakta menarik, yang dialami sekolah kampung, swasta lagi yang menggantungkan aliran dana dari (jumlah) siswa. Dengan jumlah siswa yang relatif minim, ada kekhawatiran bilamana mengeluarkan anak-anak bermasalah. Bahkan, kedisiplinan anak mulai luntur ketika ada ancaman mau keluar dari sekolah bilamana dihukum.  Alih-alih pihak sekolah membenahi perilaku dan sikap anak, orang tua tidak mendukung. Faktanya, ada beberapa wali murid tidak terima anaknya dihukum (mungkin karena tidak tahu, atau tidak menahu), terlebih kalo hukumannya adalah DENDA.
Mengatasi anak bermasalah memang harus diurutkan hingga akar permasalahannya. Mungkin saja kesalahan itu terletak pada sistem peraturan sekolah yang belum memberikan efek jera pada siswa tersebut. Atau mungkin dalam proses pembelajaran Guru belum maksimal menerapkan pendidikan karakter pada anak. Atau malah dari pihak anak dan orang tua yang kurang mengerti akan pentingnya pendidikan dan segala peraturan yang dibuat demi kebaikan bersama.


No comments :

Post a Comment