Ada fenomena yang menggelitik,
kejadiannya berlangsung baru beberapa hari kemarin. Seorang kepala sekolah
mendapati sepuluh muridnya menyimpan video porno. Beliau marah dan memberikan
sanksi yang tegas kepada mereka. Setelah ditinjau oleh guru BK, ternyata anak
tersebut memang tergolong siswa bermasalah. Buktinya kredit poin pelanggaran
mereka sudah mencapai ambang kewajaran. Wal hasil kesepuluh anak tersebut
dipulangkan kepada orang tua masing-masing. Orang tua mereka tidak terima dan menuntut kepala sekolah untuk mencabut keputusan tersebut
Kejadian ini tampaknya sebelas dua belas
dengan kasus 35 siswa SMAN 46 Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan yang dikeluarkan dari sekolahnya karena membajak Bus Metromini 610 pada
17 Oktober, di Jalan Masjid Darussalam, Blok A, Jakarta Selatan. Dari pihak
wali murid mengadukan kasus ini ke KPAI karena tidak terima anaknya dikeluarkan
dari sekolah. Sekilas memang terlihat ada pelanggaran hak pendidikan anak,
namun mengingat kasus-kasus kenakalan remaja yang mengidap pada pelajar di
Jakarta, menurut penulis konsekuensi yang diambil pihak sekolah cukup
beralasan. Bahkan Wakil Gubernur Jakarta, Ahok menilai keputusan itu wajar.
Tampaknya beban masalah pendidikan
anak masih menjerat pihak sekolah dan guru. Mengingat pendidikan anak bukan
hanya melulu di lingkungan formal saja. Porsi pendidikan yang didapatkan anak
juga didapat dari pendidikan keluarga dan nonformal (masyarakat). Bahkan ada
fakta menarik, yang dialami sekolah kampung, swasta lagi yang menggantungkan
aliran dana dari (jumlah) siswa. Dengan jumlah siswa yang relatif minim, ada kekhawatiran
bilamana mengeluarkan anak-anak bermasalah. Bahkan, kedisiplinan anak mulai
luntur ketika ada ancaman mau keluar dari sekolah bilamana dihukum. Alih-alih pihak sekolah membenahi perilaku dan
sikap anak, orang tua tidak mendukung. Faktanya, ada beberapa wali murid tidak
terima anaknya dihukum (mungkin karena tidak tahu, atau tidak menahu), terlebih
kalo hukumannya adalah DENDA.
Mengatasi anak bermasalah
memang harus diurutkan hingga akar permasalahannya. Mungkin saja kesalahan itu
terletak pada sistem peraturan sekolah yang belum memberikan efek jera pada
siswa tersebut. Atau mungkin dalam proses pembelajaran Guru belum maksimal
menerapkan pendidikan karakter pada anak. Atau malah dari pihak anak dan orang
tua yang kurang mengerti akan pentingnya pendidikan dan segala peraturan yang
dibuat demi kebaikan bersama.
No comments :
Post a Comment