Wednesday, May 22, 2013

TA’LIM AL-MUTA’ALLIM DALAM BAYANGAN MODERNISASI PENDIDIKAN


A. Pendahuluan 

”Budaya kitab kuning yang menguasai pesantren, ternyata bisa diterapkan ditengah-tengah kehidupan masyarakat modern ini”. Demikian dikatakan oleh Prof. Dr. KH. Tolchah Hasan, MA. Dia mengatakan bahwa bukan sekarang saja kontekstualisasi terjadi akan tetapi sejak belum ada kitab kuning sampai kitab kunig mulai ada, usaha menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat telah terjadi.
 
Perkembangan kitab kuning sampai sekarang lebih dikarenakan beberapa faktor; pertama, munculnya masyarakat muslim kosmopolitan yang membutuhkan pelayanan mulai akhir abad 1 H. Kedua, lahirnya ilmu-ilmu naqliyah & aqliyah secara spektakuler di dunia Islam. Ketiga, tersedianya fasilitas penulisan, terutama kertas. Keempat, banyaknya ulama dan cendekiawan Islam yang kompeten suka menulis dan membaca. Dan kelima sikap para penguasa yang cinta ilmu dan budaya.
 
Kemudian, mengapa kontekstualisasi kandungan kitab kuning menjadi penting? Pertama, adanya perubahan sistem sosial budaya. Kalau hal ini tidak diperhatikan maka masyarakat tidak akan lagi tertarik dengan pesantren. Kedua, terjadinya realitas kepentingan umat. Ketiga, adanya temuan baru dalam iptek. Dulu ulama berijma’ bahwa bumi ini tidak bergerak kecuali bila ada faktor lain. Kalau pemahaman ini tidak dikontekstualisasikan, maka kitab kuning tidak aka menarik untuk dipelajari. Keempat, adanya tantanga baru yang dihadapi umat. Maka, perlu ada kesepakatan baru para ulama tentang kedua hal terakhir tsb.[1] Lanjut membaca

No comments :

Post a Comment