Tuesday, November 26, 2013

Pendidikan Karakter: Tantangan Orang Tua Masa Kini

Judul Buku : 7 Hari Membentuk Karakter Anak
Penulis        : Timothy Wibowo
Tebal           : 59 Hal
Tahun          : 2012
Penerbit       : Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
 
"Pertempuran dan perang paling besar bukanlah di dunia nyata, tetapi ada di pikiran manusia, saat pertentangan antara yang baik dan jahat sedang berlangsung."
Demikian sebuah postulat yang dikemukakan founder situs www.pendidikankarakter.com, yakni Timothy Wibowo. Seolah-olah pemenang perang batin manusia ini yang menentukan pribadi sesorang. Apakah baik, ataukah jahat. Oleh karenanya dalam buku yang ditulis 7 Hari Membentuk Karakter Anak, Timothy membeberkan rahasia sukses pendidikan karakter.
 
Sebagaimana teori tabula rasa dalam psikologi yang menyebut bahwa anak ibarat selembar kertas putih, maka tinggal bagaimana kedua orang tuanya menggoreskan tinta pendidikan yang baik padanya. Adalah sebuah dambaan orang tua memiliki buah hati yang berkarakter kuat dan mulia, namun tidak semuanya mengerti cara menyampaikan nilai-nilai karakter tersebut. Pola-pola asuh dan pembelajaran yang terkesan kaku dan menekan, tidak menutup kemungkinan hasil yang kita dapatkan bertolak belakang dengan impian kita. Kuncinya adalah saling mengerti dan memahami, karena orang tua yang tidak mengerti kondisi psikologi dan emosi anak yang labil akan menumbuhkan perilaku yang disebut nakal, bandel, pemalu, penakut, dsb.
 
Timothy dalam bukunya menawarkan beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan oleh guru maupun orang tua dalam menanamkan karakter anak. Ia membagi langkah tersebut menjadi tujuh kategori yang diharapkan bisa dilaksanakan dalam jumlah hari yang serupa dengan jumlah kategori tersebut. Tujuh kategori tersebut adalah: Kenapa anak tidak mendengarkan orang tua; Champion Formula: proses pembelajaran yang super; Lima rahasia menciptakan nilai "A"; Cara mendidik anak laki-laku vs anak perempuan; Pendidikan karakter untuk pasangan Anda; Pendidikan karakter adalah pendidikan dengan cinta; dan ditutup dengan Dream: cara memastikan kesuksesa anak di masa depan. Pada setiap kategori, disajikan kasus-kasus yang dialami orang tua mengenai anaknya berdasarkan hasil konsultasi dengan Timothy.
 
Misalnya saja dalam kasus anak tidak mau mendengarkan orang tua. Untuk mengatasi problem ini, guru maupun orang tua harus mengerti aspek emosi anak dan cara berkomunikasi berdasarkan mekanisme pikiran manusia (Hlm. 13). Faktor yang membuat anak tidak mendengarkan orang tua adalah pengaruh yang kurang baik dari teman sebaya. Mengingat anak dan remaja terdorong untuk melakukan hal-hal yang menyimpang agar mereka dianggap penting dan memperoleh pengakuan dari teman sebayanya. Di sisi lain orang tua lebih terkesan mendikte anak, sehingga mereka menganggap dirinya selalu "kalah" di hadapan orang tua.
 
Timothy menganjurkan agar orang tua memperbaiki komunikasi dengan anak. Misalnya dengan menggunakan kata "minta" saat kita membutuhkan anak melakukan sesuatu dan selalu menatap mata anak saat berkomunikasi dengannya. Selain itu, orang tua juga perlu menjadi pendengar yang baik jika anak sedang berbicara. Gunakanlah direct communication, karena pikiran manusia tidak bisa memproses instruksi berupa kalimat negative, seperti "jangan pulang malam!" Gantilah kalimat tersebut dengan "Sayang, kamu harus pulang jam 7 malam ya!"
 
Dengan ilustrasi yang menarik dan bahasa lugas, Timothy ingin mengajak para orang tua dan guru untuk meninggalkan cara lama dalam mendidik anak yang sudah tidak relevan dengan masa perkembangan anak zaman sekarang. Melalui langkah-langkah praktis dan solutif, orang tua bisa menjadikan buku ini menjadi referensi komplit dalam mengatasi problematika kenakalan anak. Berminat untuk membaca? Anda bisa mendapatkan versi e-booknya disini dengan harga yang lumayan terjangkau untuk sebuah buku panduan parenting anak. "Kalau memang keluarga itu penting, inilah buku yang harus Anda miliki tahun ini. Harus!" testimony Ippho Santosa, penulis buku 7 Keajaiban Rezeki

No comments :

Post a Comment